betapa sering raga merasa, betapa beruntungnya
hanya karena lebatnya puja puji yang menghampiri
betapa mudahnya angin menipu
tentang perasaan yang membunga karenanya
tidakkah hati insyaf pada satu hal
puja puji hanyalah milik Sang Maha
pernahkan jiwa sadar akan banyak hal
tersembunyinya keburukan diri semata Tuhan
sampirkan kebaikanNya pada jasad yang kasat mata
arahkan telunjuk pada diri
lalu kaji seperti apa rupa ini
sebab nurani tak pernah lari
pada kejujuran menilai pribadi
seperti musafir
setiap jiwa tak pernah punya apa-apa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar