Jumat, 26 September 2014

senandika

mau kuikat malam yang perawan, biar tak lagi lepas, hingga tiba di bibir pagi, memunguti kuntum ayat bertebaran, bermusim dimakan rayap, rakus,
menghabisi keinsyafan yang hampir kadaluwarsa.

sungguh
kemarahan yang diam, tak lebih kuasa dari kediaman yang baka.

wahai Mahasegalamaha ...
genapkan ruhku pada malam-malam yang ganjil

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

bahasa langit

bahasa langit