Jumat, 13 September 2019

selembar daun jatuh di dada

di luar
angin subuh menyeka dedaunan
terdengar perlahan menyelinap dari sela daun jendela
suaranya menusuk hingga belulang
dingin dan kering

hening di dalam
selembar daun jatuh di dada
berselimut debu dan aneka noda
tak bernama
tanpa suara

bila kuasa
adakah nama bagi kerumasaan yang pekat
berharap mata air kesejukan
walau setetes

walau setetes


Selasa, 30 Oktober 2018

menyambut bulan baru

selamat pagi, Oktober
besok sudah bulan baru dan tanah belum memberi kabar
awan sesekali mendung namun tak jua hujan
apakah airmata telah mengering?

selamat pagi, Oktober
beberapa retakan bicara padaku
dengan berlembar dedaun dan batang kering yang terkapar
katanya kelak akan tiba setetes air yang hilang
kukira bukan sekarang
sebab ia hanya ada di lembaran lontar
yang lapuk dimakan usia
nyatanya ia telah mengirimkan pertanda

kukirim sebaris puisi pada bumi
bertahanlah, bertahan
esok sudah bulan baru
yang dalam namanya tersemat mantra hujan
bila pun ia ingkar janji, bertahanlah
meski aku ragu: mampukah ia ingkar janji?
bukan karena jawaban atas segala laku yang kita buat?
jangan jangan ...
jangan jangan ...

hari ini kusadari
bahkan angin pun meniupkan bara
ada kata-kata di setiap hembusannya
yang menular dengan ganas
katanya: fitnah itu ada di setiap hela napas
kata kata berbaris bagai anak itik merajai jalanan negeri
menutupi aliran sungai di desa dan kota, melewati pematang rapat dewan
mengangkangi kotoran yang mengering di pelataran gedung-gedung pertunjukan
menjadi tontonan, seperti hiburan
ditepuki dan dirayakan
dirayakan

duhai, Oktober
ingatkan aku untuk berhenti
saat bulan hendak berganti
bahwa harus selalu ada jeda
untuk memberi ruang pada nurani
ruang sendiri
dan sunyi





Minggu, 06 Agustus 2017

Rindu PerjamuanNya

Dia menyeru ke Darussalam
disediakannya cahaya
tak ada wajah hitam dan kehinaan

terbata-bata di pelataran amwa
tercatat dengan tinta perak
waktu sungguh tak pernah kita miliki

Perjamuan hanya bagi tamuNya

berserulah ...!
niscaya mereka akan datang kepadamu
dengan berjalan kaki, dan
mengendarai unta yang kurus
yang datang dari segenap penjuru*

Ya Rabb ...
"jangan aku Kau tinggalkan"

Jumat, 02 Juni 2017

Jelang Ramadhan



Seperti tahun-tahun lalu
kita memanjangkan kasih sayang 
pada para pini sepuh di lingkar kepulangan
Desa di kaki gunung Cikuray

(uluk salam
“semoga keselamatan senantiasa tercurah padamu”
maaf dimohonkan
“semoga saling menyucikan diri bagai pakaian putih yang bersih dari noda”
pelukan dan doa)

dari pintu ke pintu

dan angin menyampaikan bau lumpur
ketika pematangnya kutapaki
sementara matahari bersinar sehangat senyum
yang menyambut tangan kita
di setiap teras rumah

dari jauh kudengar suara anak-anak 
diterbangkan  kenangan
dari kerinduanmu yang kental

katamu: “ayat-ayat ini mengajariku mengaji, mengantarku padamu”

engkau di belakangku
pelan, penuh penghayatan
iringi langkahku yang terhenti

kuhirup udara ini sepenuh helaan napas

“duhai angin, esok Ramadhan
sampaikan salamku dari fajar ke fajar”


Mei 2017

Senin, 08 Mei 2017

Cinta

Aku ingin menulis tentang cinta
seperti bumi dan langit
yang memanjangkan sentuhan lewat hujan
rintiknya membuahi rahim bumi
mengekalkan persetubuhan suci

Melahirkan mata air
mengalirkan air mata


28 Maret 2017

Air Keras

Air wudlu sudah kering
wajah lega meninggalkan masjid di subuh yang hening
mestinya angin bicara seperti kemarin
menuntaskan Rencana hari ini
membuka arsip perkara perkara yang tak pernah habis 


Angkara murka tak hendak tidur
segelas air keras melubangi bulat mata
noda luka di dada keadilan

Di halaman masjid
benci dan suci berhadapan

15 April 2017

Bosan

Barangkali aku bosan
kepala tak bisa disimpan di lemari pendingin
lalu aku jalan jalan ke langit
sebentar saja
Memeluk awan lalu rebahan sambil memeluk bulan


Kelak kan kujemput kepala yang sudah beku
lalu kujilat seperti eskrim
dadaku akan dingin
hingga tak ada kebakaran yang kini
jadi musim

Barangkali aku bosan
Jadi kuselimuti batu hitam
dan kumasukkan kandang ayam biar dierami
Kelak akan.menetas
jelmalah varietas baru:
Bukan Batu

Ya, barangkali aku bosan
menyaksikan langit dan biji mahoni
yang hanya biru dan berasa pahit

#ngacaprux

bahasa langit

bahasa langit