pot bunga di pelataran rumahmu, itu aku yang kau sirami
hangat diterpa kilat sayap bibirmu, kirimkan sepiring cinta
lalu bulan menyimpan ratusan tangis dan rengek bayi, terdinding rumah kita
dirimu adalah aku dalam rangkai tali jemuran, menggapai siang
terbang bersama asap dapur yang mengepul, berbagi mangkuk sup
lalu celoteh burung berkeciap dikejar anak-anak kita, selurus zaman
kita adalah rumah yang tumbuh, sekeranjang kisah di atas taplak rumputan
sesekali hujan lalu melengkung pelangi, jalanan ini masih setia
lalu langit mengembang, bumi kita adalah kita
lalu apa nyambungnya sama tetangga ? saya kok ga mudeng ya :D
BalasHapuskita dan tetangga ada di bumi yang sama, sama-sama tumbuh dan saling berbagi
Hapussayang, kita kerap membangun sekat yang terlalu tinggi, hingga tetangga tidak memiliki tempat yang terlalu istimewa.
terima kasih sudah mampir, Nabil
di puisi ini, saya ingin menggambarkan betapa sesungguhnya kita kerap berbagi makanan bahkan berbagi kisah dgn mereka dan saling membutuhkan. Meski tentu saja kita tetap memilah mana yang privat dan tidak.
HapusBukankah Rasul pun mengajarkan kita untuk berhubungan mesra dengan tetangga?