Kamis, 09 April 2015

biarkan ia tak bernama

seperti waktu yang sejatinya tak punya nama, kucoba menyebut satu titik di benak untuk kuseru, berpalingkah?
seperti ruang yang ada oleh sebab manusia pandai membuat batas meski ia terpenjara sendiri, kucari dimana kini kudiam, selatan utarakah?

bahkan pagi siang sore malam
bahkan timur barat tenggara kanan kiri
ada dari ketiadaan
sebagaimana proses penciptaan, ia ada untuk tiada
dan berdaya di antara keduanya


mencari nama untuk segala hal, terkadang menjauhkan mutiara yang hampir tergenggam
banyak hal cahaya justru saat ia tak beridentitas, namun ada
nyala di dalam
bersinar pada semesta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

bahasa langit

bahasa langit