menyusuri jalanan di bawah terik rencaekek
kukira fatamorgana
genangan air menepi
melimpah di pinggiran pabrik
menarik sampah plastik
memisah jalanan menjadi tiga:
banjir, basa dan kering
rancaekek adalah fragmen
tentang keberlimpahan yang menenggelamkan di sisi kiri
tentang kecukupan bertabur sampah di tengah-tengah
tentang kekeringan di sisi kanan, dimana pengemis berjajar
menanti recehan dari setiap mobil yang merayap
aku melintasi udara yang panas
di sebuah hari ujung nopember
musim penghujan
matahari menyengat
usai hujan sesaat
ah ...
bumi menua
barangkali pikun
manusiakah?
manusia membuatnya mudah lupa
memisahkan musim dan putaran waktu
DAN
tetiba aku dikepung malu
menjadi
manusia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar