Selasa, 30 Juni 2015

Apa Yang Kau Cari, Gardena?

ada kerlip lampu yang dibekap bulan
pada jalanan yang kuyup air mata
para perempuan dini hari
tak lagi terang segala duga
air mata atau mata air?
tawa berahi atau belati?
 
benarkah Tuhan yang memilihnya?
atau ia yang mengais sendiri
remah-remah nasib di pematang syahwat
tak peduli cahaya Tuhan dalam dirinya?

perempuan penghibur, sebutannya
siapa menghibur apa?
siapa dihibur apa?

di beranda pagi
si mamih tunggu setoran


Selasa, 16 Juni 2015

Senin, 15 Juni 2015

Waktu, Sang Penyembuh

dengar bisikan waktu
ketika laju mengacu musim ke sekian
serpih luka menjelma butir hikmah
rasa berevolusi pada esensi

matahari adalah penanda hidup yang beranjak
dari janji ke penunaian
sebagaimana bulan setia pada malam apapun bentuk rupanya

dengar bisikan waktu
ketika kupu-kupu mulai lahir
dan dedaun hijau dalam kepaknya yang sempurna

kemana perih nanah yang kemarin?
dimana ulat jijik yang menggeliat di ujung musim?
apa kabar nelangsa dan rasa kecewa?

lirih waktu yang merepih
menjahit luka bernanah
menyulam kecewa dengan benang emas pemahaman
merajut nelangsa di antara matahari dan pelangi

adalah pereda nyeri usai pemenuhan janji

hidup menandai musim
bersalin rupa dan aroma

kini waktu bernama penyembuh
kelak, tiba waktu Sang Penentu



Minggu, 14 Juni 2015

Kabut Pagi Hari

mencoba memahami kabut pagi hari
ketika air mata embun menetes satu-satu
dan dedaunan melepasnya dengan ringan

mencoba mengerti kabut pagi hari
ketika ia menaiki langit pelan-pelan
dan bebatuan memandangnya dengan senyum

mencoba menangkap kabut pagi hari
ketika rindu menembus dada hati-hati
dan rerimbunan hasrat menggapai dengan rikuh

sesaat saja
meninggalkan jejak tak terlihat:
i.k.h.l.a.s.


bahasa langit

bahasa langit