Senin, 13 April 2015

tetangga

pot bunga di pelataran rumahmu, itu aku yang kau sirami
hangat diterpa kilat sayap bibirmu, kirimkan sepiring cinta
lalu bulan menyimpan ratusan tangis dan rengek bayi, terdinding rumah kita

dirimu adalah aku dalam rangkai tali jemuran, menggapai siang
terbang bersama asap dapur yang mengepul, berbagi mangkuk sup
lalu celoteh burung berkeciap dikejar anak-anak kita, selurus zaman

kita adalah rumah yang tumbuh, sekeranjang kisah di atas taplak rumputan
sesekali hujan lalu melengkung pelangi, jalanan ini masih setia
lalu langit mengembang, bumi kita adalah kita


Jumat, 10 April 2015

Kamis, 09 April 2015

biarkan ia tak bernama

seperti waktu yang sejatinya tak punya nama, kucoba menyebut satu titik di benak untuk kuseru, berpalingkah?
seperti ruang yang ada oleh sebab manusia pandai membuat batas meski ia terpenjara sendiri, kucari dimana kini kudiam, selatan utarakah?

bahkan pagi siang sore malam
bahkan timur barat tenggara kanan kiri
ada dari ketiadaan
sebagaimana proses penciptaan, ia ada untuk tiada
dan berdaya di antara keduanya


mencari nama untuk segala hal, terkadang menjauhkan mutiara yang hampir tergenggam
banyak hal cahaya justru saat ia tak beridentitas, namun ada
nyala di dalam
bersinar pada semesta

bahasa langit

bahasa langit